Proses Pembentukan Rasa Percaya Diri
Proses terbentukya rasa percaya diri menurut Hakim (2002: 6) secara garis besar sebagai berikut:
a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu.
b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya.
c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau sulit menyesuaikan diri.
d. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.
Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Menurut Hakim (2002: 170) cara-cara untuk meningkatkan rasa percaya diri adalah:
a. Bangkitkan Kemauan yang Keras
Kemauan merupakan suatu bentuk fondasi untuk membangun kepribadian yang kuat termasuk rasa percaya diri. Selain itu, kemauan yang keras juga merupakan suatu obat paling ampuh dalam menyembuhkan gangguan mental yang salah satunya adalah rasa tidak percaya diri.
b. Biasakan untuk Memberanikan Diri
Kebiasaan memberanikan diri dan berusaha untuk rileks dalam ketegangan akan segera hilang atau berkurang, hal ini suatu sikap yang positif dan akan menumbuhkan serta mempunyai kesempatan bisa tampil lebih percaya diri.
c. Berpikir Positif dan Menyingkirkan Pikiran Negatif
Untuk membangun rasa percaya diri yang kuat harus menghilangkan pikiran-pikiran negatif, lalu menggantikan dengan pikiran-pikiran positif yang sewajarnya dan meyakinkan agar tercipta suatu rasa percaya diri yang standar dan seirama.
d. Biasakan untuk Selalu Berinisiatif
Membiasakan untuk melakukan sesuatu yang positif dan penuh tantangan dengan inisiatif sendiri tanpa menunggu perintah dari orang lain.
e. Selalu bersikap Mandiri
Dalam melakukan segala sesuatu terutama dalam hal kebutuhan hidup tidak terlalu tergantung pada orang lain, harus memulainya dengan kesadaran dan kemauan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri.
f. Mau Belajar dari Kegagalan
Siap mental dalam menghadapi kegagalan dan mau belajar dari kegagalan tersebut, sehingga mampu melakukan hal-hal yang lebih baik untuk mencapai suatu keberhasilan.
g. Tidak Mudah Menyerah
Rasa percaya diri akan terpelihara dan dapat ditingkatkan yaitu dengan sikap mental yang tidak mudah menyerah di dalam mencapai keinginan dan cita-cita. Menguatkan kemauan untuk melangkah, bersikap sabar dalam menghadapinya.
h. Membangun Pendirian yang Kuat
Dengan mempunyai tekat dan pendirian yang kuat serta menghilangkan keraguan untuk mencapai suatu tujuan dan cita-cita.
i. Bersikap Kritis dan Obyektif
Mempunyai sikap kritis dan obyektif terhadap diri sendiri dan lingkungan. Mengenal kelemahan secara obyektif sehingga menemukan tindakan yang tepat untuk mengatasi kelemahan dan mengenal kelebihan pribadi, sehingga dapat mengembangkan dan memanfaatkan kelebihannya untuk mencapai keberhasilan.
j. Pandai Membaca Situasi
Dengan membaca situasi akan memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dan diterima di mana individu berada.
k. Pandai Menempatkan Diri
Menempatkan diri sendiri pada posisi yang tepat sebagai orang yang bermanfaat di lingkungan manapun.
l. Pandai Melakukan Penyusunan Diri dan Pendekatan Kepada Orang Lain
Untuk dapat bekerja sama dengan orang lain dan mempunyai relasi dibutuhkan kepandaian di dalam melakukan penyesuaian dan pendekatan kepada orang lain.
 |
Cara Meningkatkan percaya diri |
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada individu menurut Hakim (2002: 121) itu muncul akibat:
a. Lingkungan Keluarga
Pola asuh dalam keluarga merupakan lingkungan untuk membentuk pendidikan yang paling utama dan pertama, karena sangat menentukan baik buruknya kepribadian seseorang. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari. Pola pendidikan keluarga yang bisa diterapkan untuk membangun rasa percaya diri, sebagai berikut:
1) Menerapkan pola pendidikan yang demokratis
2) Melatih keberanian untuk berbicara tentang banyak hal
3) Menumbuhkan sikap untuk mandiri pada siswa
4) Memperluas lingkungan pergaulan siswa
5) Jangan terlalu sering memberi kemudahan kepada siswa
6) Hindarkan sikap terlalu melindungi
7) Jangan terlalu memanjakan siswa
8) Tumbuhkan harga diri pada siswa
9) Tumbuhkan sikap bertanggung jawab pada siswa
10) Setiap permintaan siswa jangan terlalu dituruti
11) Berikan siswa suatu penghargaan jika ia berbuat baik
12) Berikan siswa hukuman jika berbuat salah
13) Kembangkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki siswa
14) Anjurkan siswa agar mengikuti kegiatan kelompok di lingkungan rumah
15) Kembangkan hobi siswa yang positif
16) Berikan pendidikan agama sejak dini
b. Pendidikan Formal
Sekolah atau perguruan tinggi bisa dikatakan sebagai lingkungan yang paling berperan untuk bisa mengembangkan rasa percaya diri siswa setelah lingkungan keluarga. Ditinjau dari segi sosialisasi mungkin dapat dikatakan bahwa sekolah memegang peranan lebih penting jika dibandingkan dengan lingkungan keluarga yang jumlah individunya terbatas. Rasa percaya diri bisa dibangun di lingkungan sekolah, yaitu:
1) Memupuk keberanian untuk bertanya
2) Peran guru atau dosen yang aktif bertanya pada siswa atau mahasiswa
3) Melatih diskusi dan berdebat
4) Mengerjakan soal di depan kelas
5) Bersaing dalam mencapai prestasi belajar
6) Aktif dalam kegiatan pertandingan olah raga
7) Belajar berpidato
8) Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler
9) Mengikuti kegiatan seni vocal
10) Penerapan disiplin yang konsisten
11) Aktif dalam kegiatan bermain musik
12) Ikut serta dalam organisasi sekolah
13) Menjadi ketua kelas menjadi pemimpin upacara
14) Ikut dalam kegiatan pencinta alam
15) Memperluas pergaulan yang sehat
c. Pendidikan Non-Formal
Salah satu modal utama untuk bisa menjadi seseorang dengan kepribadian yang penuh percaya diri adalah dengan memiliki kelebihan tertentu yang berarti bagi diri sendiri dan orang lain. Rasa percaya diri akan menjadi lebih mantap jika seseorang memiliki suatu kelebihan yang membuat orang lain merasa kagum. Kemampuan atau keterampilan di bidang non formal. Berikut ini beberapa macam kemampuan dan keterampilan yang bisa diperoleh melalui pendidikan non formal:
1) Mengikuti kursus bahasa asing
2) Mengikuti kursus jurnalistik
3) Mengikuti kursus bermain alat musik
4) Mengikuti kursus keterampilan untuk memasuki dunia kerja
5) Mengikuti kursus seni vokal
6) Mengikuti pendidikan keagamaan
d. Lingkungan Kerja
Bagi orang-orang yang sudah bekerja di sebuah kantor, perusahaan atau tempat lain, lingkungan tersebut menjadi lingkungan hidup kedua setelah lingkungan rumah. Dengan sendirinya, akan sangat berpengaruh terhadap kondisi mental secara keseluruhan. Suasana kerja, berat ringannya pekerjaan, tingkat kesejahteraan, persaingan kerja, hubungan antar karyawan dan pimpinan serta berbagai masalah lain yang berkaitan dengan pekerjaan, semua akan berpengaruh terhadap kondisi mental individu dan dengan rasa percaya diri mereka.
Faktor-Faktor Pendukung Rasa Percaya Diri
Menurut Paul C. J (dalam Hasanah 2004: 28) faktor pendukung percaya diri antara lain:
a. Orangtua
Dalam penentuan konsep diri, orangtua menjadi faktor penentu yang paling utama dan paling istimewa. Jika mereka secara tulus dan konsisten menunjukkan cinta dan sayang kepada anak, anak dibantu untuk memandang diri pantas dicintai atau tidak oleh orang lain maupun oleh diri sendiri. Dengan beribu cara orangtua memberi pengetahuan kepada anak. Pemberitahuan ini membuat dan mempengaruhi apa yang dipikirkan tentang. Orangtua yang terlalu dan mudah cemas terhadap anaknya secara terus menerus akan menjadikan individu merasa tidak aman dan takut-takutan. Sedangkan orangtua yang terlalu menuntut anaknya sesuai dengan kehendaknya, akan menjadikan anak kurang percaya diri dalam menghadapi hidup ini.
b. Saudara Sekandung
Hubungan dengan saudara kandung juga penting dalam pembentukan konsep diri. Individu yang berperan sebagai anak sulung yang diperlakukan sebagai seorang pemimpin oleh adik-adiknya dan mendapat banyak kesempatan untuk berperan sebagai penasehat mereka, mendapat keuntungan besar dari kedudukannya dalam membentuk konsep dirinya. Sedangkan anak bungsu yang terus menerus dianggap dan diperlakukan sebagai anak kecil oleh kakak-kakaknya, mengakibatkan kepercayaan diri dan harga dirinya berkembang dengan lambat dan bahkan sulit tumbuh.
c. Sekolah
Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri individu, karena di sekolah tersebut individu menemukan tokoh utama yang dapat dijadikan patokan dalam membetuk konsep diri tentang rasa percaya diri individu. Selain itu kompetisi dengan teman-teman di sekolah sangat mempengaruhi individu, mereka yang selalu menang dalam kompetisi membuatnya mudah untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa harga diri, dibandingkan dengan mereka yang selalu kalah dalam kompetisi.
d. Teman Sebaya
Pergaulan individu tidak hanya terbatas di lingkungan keluarga saja, tetapi di luar rumah individu juga mempunyai teman. Rasa kagum dan rasa disenangi oleh teman dan bahkan dihormati oleh teman-teman menumbuhkan gambaran diri yang baik terutama dalam membentuk rasa percaya diri mereka.
e. Masyarakat
Dalam masyarakat selalu terdapat norma-norma yang membatasi individu dalam bertindak. Norma-norma tersebut menjadi bagian dari cita-cita seseorang. Semakin individu tersebut memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar konsep pembentukan dirinya terutama dalam menumbuhkan rasa percaya diri sehingga rasa harga dirinya ikut berkembang pula.
f. Pengalaman
Pengalaman keberhasilan dan kegagalan individu sangat berperang dalam pembentukan konsep diri terutama dalam menumbuhkan rasa percaya diri individu tersebut.