Pengertian Percaya Diri
Rasa percaya diri adalah sikap positif individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Rasa percaya diri merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dengan sejumlah kompetensi, keyakinan, kemampuan dan percaya bahwa bisa melakukan sesuatu akibat pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan realistik yang dimiliki (Mastuti, 2008: 13).
Rasa percaya diri merupakan sikap atau kayakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginannya serta bertanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri (Lauster, 2006: 13).
Rasa percaya diri dapat dikembangkan dengan memikirkan secara mendalam sewaktu menghadapi sesuatu, bertanya pada diri sendiri apakah yang harus dilakukan dan bagaimana menyampaikannya kepada orang lain. Percaya diri sangat bermanfaat dalam setiap keadaan dan mendorong individu untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Sikap percaya diri dapat dibentuk dengan terus belajar, tidak takut untuk berbuat salah dan menerapkan pengetahuan yang sudah dipelajari.
Semakin individu kehilangan rasa percaya diri, maka akan semakin sulit memutuskan sesuatu yang terbaik dan harus dilakukan. Keragu-raguan itu akan pula menyulitkan untuk mengaktualisasikan siapa diri sebenarnya. Bisa jadi yang seharusnya bisa menjadi lebih baik dari sekarang, tetap pada posisi yang sama dan tidak pernah bergerak maju (Mastuti, 2008: 37). John Fereira (dalam Agustian, 2001: 79) menyebutkan bahwa: “seseorang yang memiliki kepercayaan diri, disamping mampu untuk mengendalikan dan menjaga keyakinan dirinya, juga mampu membuat perubahan di lingkungannya.
Jadi dapat disebutkan bahwa percaya diri adalah perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri, kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, mengenal kelebihan dan kekurangan diri, bebas melakukan sesuatu hal sesuai dengan keinginannya serta mampu bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
 |
Pengertian percaya diri |
Ciri-Ciri Percaya Diri
Mastuti (2008: 13) menyebutkan ada beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri proporsional, diantaranya:
a. Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain.
b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok.
c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri.
d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).
e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain).
f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya.
g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
Begitu pula sebaliknya menurut Mastuti (2008: 14) bahwa individu dengan rasa kurang percaya diri memiliki beberapa ciri atau karakteristik diantaranya:
a. Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok.
b. Menyimpan rasa takut atau kekhawatiran terhadap penolakan.
c. Sulit menerima realita diri (menerima kekurangan) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri, namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri.
d. Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif.
e. Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil.
f. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri).
g. Selalu menempatkan atau memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu.
h. Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan atau penerimaan serta bantuan orang lain).
Jenis-Jenis Percaya Diri
Berdasarkan jenisnya menurut Lindenfield (1997: 4) rasa percaya diri terbagi atas percaya diri batin dan percaya diri lahir, yaitu:
a. Percaya Diri Batin
Ada empat ciri utama yang khas pada orang yang mempunyai rasa percaya diri batin, yaitu:
1) Cinta Diri
Orang yang percaya diri mencintai diri mereka dan cinta diri ini bukanlah suatu yang dirahasiakan. Jelaslah bagi orang-orang tertentu bahwa mereka peduli tentang diri mereka karena perilaku dan gaya hidup mereka adalah untuk memelihara diri.
2) Pemahaman Diri
Orang dengan rasa percaya diri batin juga sangat sadar diri. Mereka tidak terus-menerus merenungi diri sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan perasaan, pikiran dan perilaku mereka serta selalu ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang diri mereka.
3) Tujuan yang Jelas
Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. Kondisi ini disebabkan karena mereka punya pikiran yang jelas mengapa mereka melakukan tindakan tertentu dan mereka tahu hasil apa yang bisa diharapkan.
4) Pemikiran yang Positif
Orang yang percaya diri biasanya merupakan teman yang menyenangkan, salah satu sebabnya ialah karena mereka biasa melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka mengharap serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus.
b. Percaya Diri Lahir
Untuk memberikan kesan percaya diri pada dunia luar, individu juga perlu mengembangkan keterampilan dalam empat bidang berikut:
1) Komunikasi
Dengan memiliki dasar yang baik dalam bidang keterampilan berkomunikasi, akan dapat mendengarkan orang lain dengan tepat, tenang, dan penuh perhatian, bisa berbincang-bincang dengan orang dari segala usia dan segala jenis latar belakang dan lain-lain.
2) Ketegasan
Kalau individu bisa mengajarkan sikap tegas kepada anak-anak, jarang sekali mereka akan berlaku agresif dan pasif demi mendapatkan keberhasilan dalam hidup dan hubungan sosialnya.
3) Penampilan Diri
Keterampilan ini akan mengajarkan pada anak betapa pentingnya tampil sebagai orang yang percaya diri.
4) Pengendalian Perasaan
Kalau perasaan tidak dikelola dengan baik, maka bisa membentuk suatu kekuatan besar yang tidak terduga. Kadang-kadang menyenangkan dan menarik untuk membiarkan hati memerintah pikiran, tetapi pada umumnya dalam hidup sehari-hari perlu untuk bisa mengendalikan perasaan.