Sirih merupakan tanaman merambat, batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 15 m, batang berwarna coklat kehijauan, bulat, beruas, merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai dan mmengeluarkan bau yang sedap bila diremas.
Panjang daun sirih sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm, bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung +/- mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat 2 benang sari yang pendek sedangkan pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik 3 sampaai 5 buah berwarna putih daan hijau kekuningan.
Buah terletak tersembunyi atau buni, berbentuk bulat, berdaging, dan berwarna kuning kehijauan hingga hijau keabu-abuan. Tanaman sirih memiliki akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna coklat kekuningan. Berdasarkan bentuk daun, rasa, dan aromanya, sirih dibedakan menjadi beberapa jenis. Di Indonesia ada beberapa jenis, yakni sirih Jawa selain ditemukan di Jawa, ditemukan juga di Maluku. Daun sirih Jawa berwarna hijau tua rasanya tidak begitu tajam. Sirih benda banyak tumbuhan di banda, seram, dan amban. Sirih banda berdaun besar, berwarna hijau tua dan kuning di beberapa bagian, rasa serta aroma atau baunya sengak. Sirih cengkeh berdaun kecil berwarna kuning, dan rasanya tajam menyerupai rasa cengkeh, sirih hitam rasanya sangat sengak, biasanya digunakan untuk campuran obat (Damayanti, R, 2003).
Sirih yang nama latinnya Piper betle L mempunyai kandungan kimia minyak atsiri (kandiner, kavikol, sineol, eugenol,karvikol), zat samak. Bagian yang digunakan daun, getah dan minyaknya. Selain itu juga daun sirih mengandung minyak terbang (betle penol), seksul terpen, pati diatase, dan gula (Damayanti, R, 2003). Kandungan fenol dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan dengan fenol biasa. Selain itu daun sirih juga mengandung arecoline diseluruh bagian tanaman, zat ini bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya fakir meningkatkan gerakan peristaltic meredakan dengkuran. Pada daunnya terkandung eugenol yang mampu mencegah ejakulasi dini, membasmi jamur Candidi albicans dan bersifat analgesik (meredakan rasa nyeri). Ada juga kandungan tannin pada daunnya yang bermanfaat mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi hati, dan mencegah diare (Wibowo, A, 2009).
|
Manfaat daun sirih |
Daun sirih merupakan bahan utama menginang ini memiliki sifat styptic yang berguna untuk menahan perdarahan, vulnerary yang berguna untuk menyembuhkan luka kulit, stomchic sebagai obat saluran pencernaan, menguatkan gigi, dan membersihkan tenggorokan. Selain itu daun sirih memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi, fungisida, dan antijamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Sirih mengandung zat antiseptik yang mampu membunuh kuman, kandungan fenol dalam sifat antiseptiknya 5 kali lebih efektif dibandingkan dengan fenol biasa (Damayanti, R, 2003).
Di Indonesia, air rebusan dau sirih diminum untuk mengatasi sembelit, dihirup guna untuk mengusir sakit kepala dan pelega hidung tersumbat. Di Malaysia untuk mengobati sakit kepala, nyeri sendi, dan atritis. Di Thailand dan Cina untuk meredakan sakit gigi. Sirih berkhasiat menghalau bau badan akibat bakteri dan jamur, menyembuhkan luka dikulit, peluruh dahak, serta sakit mata, meredakan batuk, sariawan, bronchitis, jerawat, keputihan, bau mulut, sakit gigi dan gusi bengkak karena mampu menahan perdarahan, daun sirih kerap digunakan mengatasi mimisan, yakni daun digulung dan disumbatkan kelubang hidung (Damayanti, R).
Menurut Ehoza (2007) Cara Penggunaan Daun Sirih Untuk Perawatan Luka Perineum Antara Lain :
1. Ambil daun sirih
2. Rebus daun sirih sampai mendidih dan warna air berubah kekuningan
3. Saring dan ambil airnya
4. Tunggu hingga suam
5. Gunakan untuk membasuh luka jalan lahir, gunakan 2-3 kali sehari
Cara pembuatan larutan sirih ini sangatlah mudah, cukup dengan merebus sirih sesuai dengan langkah-langkah berikut : Potong-potong sirih menjadi potongan kecil-kecil kemudian timbang sebanyak 20 gr. Masukkan kedalam wadah tertutup (bisa pakai labu erlemeyer) yang tebuat dari kaca, porselen, atau panci yang dicat.Tambahkan air putih sebanyak 100 cc. Tutup rapat wadah (bisa dengan alumunium foil), kemudian panaskan pada suhu kurang lebih 100 derajat Celsius selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin setelah dingin tuang airnya saja hingga didapatkan larutan 20%.Larutan bisa diencerkan dengan penambahan air mineral untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih rendah. Resep diatas hanyalah contoh untuk mendapatkan larutan 20% sebanyak 100 cc, bila Anda menghendaki yang lebih banyak silahkan membuatnya dengan takaran kelipatannya.
Larutan ini akan berwarna kuning kehjauan dan jernih. Bila sudah disimpan lebih dari satu hari akan berubah warna menjadi coklat keruh, berarti larutan ini sudah mengalami oksidasi. Untuk pemakaian usahakan masih dalam keadaan belum berubah warna menjadi kecoklatan