Chaer membagi konjungsi ke dalam tiga klasifikasi, yaitu, (1) konjungsi koordinatif, (2) konjungsi subordinatif, dan (3) konjungsi antarkalimat. Kemudian Alwi, dkk. mengklasifikasikan konjungtor menjadi empat jenis, yaitu (1) konjungtor koordinatif, (2) konjungtor korelatif, (3) konjungtor subordinatif, dan (4) konjungtor antarkalimat.
Dari pembagian konjungtor yang dilakukan oleh Chaer dan Alwi, dkk., ada perbedaan, yakni terletak pada konjungtor korelatif. Oleh karena itu, penulis mengacu pada pembagian konjungtor menurut Alwi, dkk., karena lebih lengkap dan sesuai dengan tujuan penelitian.
Dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, konjungtor dibagi menjadi empat kelompok: (1) konjungtor koordinatif, (2) konjungtor korelatif, dan (3) konjungtor subordinatif. Di samping itu, ada pula (4) konjungtor antarkalimat, yang berfungsi pada tataran wacana.
Konjungtor Koordinatif
Konjungtor koordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama, dengan kata lain kata atau klausa yang digabungkan setara. Kalimat yang dibentuk dengan menggunakan konjungtor koordinatif dinamakan kalimat majemuk setara. Ada beberapa bentuk konjungtor koordinatif menurut Alwi, dkk., yaitu, dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, dan sedangkan. Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
1) Ia masih ingin duduk di taman berbekal kanvas dan alat lukis.
Konjungtor dan pada kalimat majemuk setara di atas menandai hubungan penambahan. Hubungan penambahan yang dimaksud adalah selain kanvas, alat lukis juga dibawa oleh pelaku Ia. Konjungsi dan membantu menghubungkan barang yang dibawa tersebut.
2) Ayah pulang membawakan roti dan selai kacang serta bingka ambon kesukaanku.
Konjungtor serta pada kalimat majemuk setara di atas menandai hubungan pendampingan dan berfungsi menghubungkan kata dengan kata.
3) Kamu lebih suka rumah yang besar atau minimalis?
Konjungtor atau pada kalimat majemuk setara di atas menandai hubungan pemilihan dan berfungsi menghubungkan kata dengan kata.
4) Aku benar-benar sudah mengantuk, tetapi tugas-tugasku belum selesai juga.
Konjungtor tetapi pada kalimat majemuk setara di atas menandai hubungan perlawanan dan berfungsi menghubungkan klausa dengan klausa.
5) Ibunya bukan dokter, melainkan bidan.
Konjungtor melainkan pada kalimat majemuk setara di atas menandai hubungan perlawanan dan berfungsi menghubungkan frasa dengan frasa.
6) Riska tetap tidak mau belajar, padahal nilai-nilainya jelek.
Konjungtor padahal pada kalimat majemuk setara di atas menandai hubungan pertentangan dan berfungsi menghubungkan klausa dengan klausa.
7) Istrinya sedang menyiram tanaman, sedangkan suaminya hanya melamun.
Konjungtor sedangkan pada kalimat majemuk setara di atas menandai hubungan
pertentangan dan berfungsi menghubungkan klausa dengan klausa.
Mengenai konjungtor dan dan atau, terkadang keduanya digunakan secara
bersamaan. Dalam hal ini cara menulisnya adalah dengan menggunakan garis
miring di antara kedua konjungtor tersebut: dan/atau.
8) Kami mengharapkan kehadiran Ketua dan/atau Sekretaris.
Konjungsi dan/atau pada kalimat majemuk setara di atas menandai hubungan penambahan sekaligus pemilihan dan berfungsi menghubungkat kata dengan kata.
Konjungtor Subordinatif
Konjungtor subordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah satu dari klausa itu adalah anak kalimat. Penggabungan anak kalimat itu dengan induk kalimatnya menghasilkan kalimat majemuk bertingkat. Jika dilihat dari perilaku sintaksis dan semantiknya, konjungtor subordinatif dibagi menjadi tiga belas kelompok. Pembagiannya sebagai berikut.
1. Konjungtor Subordinatif Waktu
Konjungtor subordinatif waktu digunakan di awal klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat. Klausa pertama atau klausa utama sebagai induk kalimat menyatakan suatu peristiwa atau perbuatan sedangkan klausa kedua atau klausa subordinatif sebagai anak kalimat menyatakan waktu terjadinya peristiwa yang ada di induk kalimat. Konjungtor bentuk ini ialah sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, dan, sampai. Berikut contoh penggunaannya.
- Sejak kecil, Ersa sudah dibiasakan menggosok gigi sebelum tidur.
- Semenjak Ayahnya meninggal, Septi menjadi anak yang pemurung.
- Wahyu kesal sedari tadi menunggu Resky yang tak kunjung datang.
- Nenek Ros sedang tertidur lelap sewaktu gempa bumi terjadi.
- Aku sedang memasak ketika seseorang mengetuk pintu rumah.
- Tatkala senja tenggelam, merekapun berpamitan.
- Rita sedang mencoba untuk tidur sementara suara bising itu terus menggema.
- Katerina bergegas pergi begitu mendapat kabar tentang adiknya.
- Dede pergi ke sekolah seraya menggandeng botol minum unik miliknya.
- Selagi guru menerangkan, Opi mencatat sebisanya.
- Dia tidak akan meninggalkan sahabatnya selama dia tidak terluka.
- Setibanya Ayah dari Bandung, Ayah membelikanku boneka serta menghadiahkan sepatu baru untuk kakak.
- Tristan membereskan tempat tidur sambil mendengarkan lagu.
- Demi belahan jiwanya, apapun rela ia korbankan.
- Dia pergi berlibur ke luar negeri setelah mendapatkan ijin cuti.
- Laila mengambil air wudhu sesudah mendengar kumandang adzan.
- Sebelum meninggal, Ayah Joni meminta kemeja putih.
- Adam selalu menggosok giginya sehabis makan.
- Selesai memasak, Ibu bersiap untuk menyusul adik di sekolahnya.
- Acara ulang tahun Seli diadakan seusai lebaran.
- Aku akan tetap menunggunya hingga aku bisa melupakannya.
- Sampai saat ini, Hari tak pernah masuk sekolah.
Klausa subordinatif ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan yang dinyatakan dalam klausa utama. Hubungan waktu itu dapat dibedakan lagi menjadi (1) waktu batas permulaan, (2) waktu bersamaan, (3) waktu berurutan, dan (4) waktu batas akhir terjadinya peristiwa atau keadaan.
1. Waktu Batas Permulaan
Konjungtor subordinatif waktu yang menandai waktu batas permulaan maksudnya konjungtor yang memiliki waktu awal dan akhir dalam fungsionalnya dalam suatu kalimat. Untuk menandai hubungan waktu batas permulaan, digunakan konjungtor sejak, semenjak dan sedari.
2. Waktu Bersamaan
Hubungan waktu bersamaan menunjukkan bahwa peristiwa atau keadaan yang dinyatakan dalam klausa subordinatif terjadi pada waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan. Konjungtor yang dipakai untuk menyatakan hubungan itu antara lain, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, dan demi.
3. Waktu Berurutan
Hubungan waktu berurutan menunjukkan bahwa yang dinyatakan dalam klausa utama lebih dahulu atau lebih kemudian daripada yang dinyatakan dalam klausa subordinatif. Konjungtor yang digunakan adalah setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, dan seusai.
4. Waktu Batas Akhir
Hubungan waktu batas akhir dipakai untuk menyatakan ujung suatu proses. Konjungtor yang digunakan antara lain, hingga dan sampai.
2. Konjungtor Subordinatif Syarat
Konjungtor subordinatif yang menandai hubungan syarat ditandai dengan klausa subordinatifnya yang menyatakan syarat terlaksanya apa yang disebut dalam klausa utama. Konjungtor bentuk ini ialah jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, dan manakala. Berikut beberapa contohnya.
- Guntur dapat naik jabatan jika bulan ini omset penjualannya naik.
- Kalau tidak ada halangan, saya akan datang.
- Pergilah kau ke Bali asal(kan) kau membelikanku oleh-oleh.
- Tugas ini akan cepat selesai bila kau tekun.
- Irene membuka mata manakala cahaya mentari menerobos masuk melalui jendela kamarnya.
3. Konjungtor Subordinatif Pengandaian
Konjungtor bentuk ini ialah andaikan, seandainya, umpamanya, dan sekiranya. Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Emak bisa pergi naik haji andaikan memiliki uang yang cukup.
- Seandainya aku tahu begini jadinya, aku tidak akan memulainya.
- Umpamanya dia orangtuaku, aku pasti akan sungguh menderita.
- Maukah kau tetap datang sekiranya aku tidak bisa?
4. Konjungtor Subordinatif Tujuan
Konjungtor jenis ini ditandi dengan konjungtor subordinatif yang menandai hubungan tujuan atau harapan dalam klausa subordinatif dari apa yang dikemukakan dalam klausa utama. Konjungtor bentuk ini ialah agar, supaya dan biar. Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Indri mengendap-endap keluar rumah agar ibunya tidak tahu.
- Janganlah membuang sampah sembarangan supaya tidak terjadi banjir.
- Friska mengenakan mantel tebal biar tidak kedinginan.
5. Konjungtor Subordinatif Konsesif
Konjungtor subordinatif yang menandai hubungan konsesif ditandai dengan keadaan dalam klausa subordinatif yang memiliki status absolut yang tidak bisa mengubah apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Konjungtor bentuk ini ialah biarpun, meski(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, dan kendati(pun). Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Biarpun dia bukan lulusan luar negeri, Sani bisa membuktikan dirinya bekerja di perusahaan asing.
- Meski(pun) dia baik, kita tidak boleh terlalu mempercayai orang asing sepertinya.
- Sari tetap berangkat ke kampus walau(pun) hujan deras.
- Sekalipun panas terik, adikku tetap saja menjalankan hobi bermain bola di lapangan.
- Sungguhpun aku bersabar, kau tetap mengulangi kesalahanmu lagi.
- Masyarakat pedesaan tetap saja jarang menggunakan helm kendati (pun) pemerintah telah memberlakukan peraturan tentang pemaikain helm saat berkendara.
6. Konjungtor Subordinatif Pembandingan
Konjungtor jenis ini ditandai dengan konjungtor subordinatif yang menandai hubungan pembandingan yang terdapat dalam klausa subordinatif yang menyatakan pembandingan atau kemiripan dengan apa yang dinyatakan pada klausa utama. Konjungtor bentuk ini ialah seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, dan alih-alih. Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Dia tidak takut mati seakan-akan dia memiliki sembilan nyawa.
- Asti membawa banyak barang untuk bermalam dirumahku seolah-olah ia hendak pergi ke luar kota saja.
- Sebagaimana Ayahnya berpesan, dia tidak pernah tidak masuk sekolah.
- Dia menyayangi anak kecil itu seperti anak kandungnya sendiri.
- Dosen juga merangkap sebagai orangtua kita di kampus.
- Laksana hujan, air mataku menetes deras di pipi.
- Mai merasa sangat bebas sekali ibarat burung yang terlepas dari sangkarnya.
- Bayu lebih baik pulang daripada ikut teman-temannya minum-minuman keras.
- Alih-alih mendapatkan hadiah, Pak Bambang justru harus membayar denda keterlambatan pengembalian uang.
7. Konjungtor Subordinatif Sebab
Konjungtor ini ditandai dengan konjungtor subordinatif yang menyatakan sebab atau alasan terjadinya suatu kejadian dalam klausa subordinatif dari apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Konjungtor bentuk ini ialah sebab, karena, oleh karena, dan oleh sebab. Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Okta tidak dapat masuk sekolah sebab ia baru saja mengalami kecelakaan.
- Karena dirimu, aku bisa berjuang menghadapi hidup ini.
- Mila tidak pernah mendapatkan nilai buruk oleh karena ia rajin belajar dan disiplin.
- Jakarta kebanjiran oleh sebab masyarakatnya masih membuang sampah di sungai.
8. Konjungtor Subordinatif Hasil
Konjungtor ini ditandai dengan konjungtor subordinatif yang menandai hubungan hasil dalam klausa subordinatif sebagai akibat dari apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Konjungtor bentuk ini ialah sehingga, sampai(-sampai), dan maka(nya). Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Akri tidak masuk sekolah selama empat bulan sehingga ia dikeluarkan dari sekolah.
- Teman-teman Sari membohonginya sampai(-sampai) tega meninggalkannya.
- Ia merasa jauh tertinggal maka(nya) ia berusaha mengejar ketertinggalannya.
9. Konjungtor Subordinatif Alat
Konjungtor ini ditandai dengan konjungtor subordinatif yang menandai hubungan alat dalam klausa subordinatif yang digunakan dari apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Konjungtor bentuk ini ialah dengan dan tanpa. Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Dengan restu dari kakanya, Dwi akan menikahi gadis pujaanya.
- Elva tidak bisa konsentrasi dalam belajar tanpa memutar lagu kesukaannya.
10. Konjungtor Subordinatif Cara
Konjungtor ini ditandai dengan konjungtor subordinatif yang menandai hubungan cara dalam klausa subordinatif tentang pelaksanaan dari apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Konjungtor bentuk ini ialah dengan dan tanpa. Konjungtor yang termasuk dalam konjungtor subordinatif cara sama dengan konjungtor yang ada di konjungtor subordinatif alat. Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Keluarga Pak Samsul pindah rumah dengan bantuan mobil tetangganya.
- Tanpa uang, para penjahat itu tidak akan melepaskan sanderanya.
11. Konjungtor Subordinatif Komplementasi
Konjungtor ini ditandai dengan konjungtor subordinatif yang menandai hubungan komplementasi dalam klausa subordinatif tentang melengkapi apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Konjungtor bentuk ini ialah bahwa. Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Dia merasa yakin bahwa dirinya akan lulus audisi menyanyi.
12. Konjungtor Subordinatif Atribut
Konjungtor bentuk ini ialah yang. Alwi, dkk. menyebut klausa relatif sebagai hasil dari penggunaan konjungtor jenis ini. Klausa relatif yang dimaksud adalah klausa yang dianggap sebagai penjelas atau dengan kata lain klausa yang paling penting yang biasanya bagian yang paling ditekankan atau paling ditonjolkan. Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Wisra memakan kue boneka yang dibelikan ibunya tadi pagi.
13. Konjungtor Subordinatif Perbandingan
Perbandingan yang dimaksud ialah hubungan komparatif, artinya ada sesuatu yang dibandingkan, ada sesuatu yang dibedakan antara klausa utama dengan klausa subordinatif yang memiliki tingkat perbandingan yang berbeda. Untuk konjungtor subordinatif jenis ini terdiri atas dua kata yang dipisahkan baik oleh kata, frasa, maupun klausa. Konjungtor bentuk ini ialah sama… dengan dan lebih… dari(pada). Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Nilai yang diperoleh Marsya sama baiknya dengan nilai Agung.
- Aya lebih senang sendiri dari(pada) berkumpul dengan banyak orang.